Sudah berlangganan artikel blog ini via RSS Feed?

Sabtu, 28 Februari 2009

Kuatir!!!!!!!!


Persoalan hidup selalu singgah di tengah-tengan kehidupan kita, tanpa terkecuali. Selama kita di dunia ini persoalan akan selalu ada pada kita. Ini terjadi karena dalam dunia inilah manusia itu melata mencari segala sesuatu yang diinginkan dan dibutuhkan serta yuang dicita-citakan oleh manusia itu. Tidak terhindarkan, karena pencarian itu banyak persoalan-persoalan yang tiombul dan dating kepada manusia itu. Walaupun cita-cita manusia itu luhur, bukan berarti persoalan tidak ada.
Persoalan itu dapat memberikan dampak yang positif maupun dampak yang negative.

Kuatir!!!!!!!!


Tergantung motivasi manusia itu untuk meneruskan pencariannya. Tentunya manusia itu bisa kuatir akan kelangsungan pencariannya tersebut. Oleh sebab itu, dampak dari persoalan hidup itu adalah kuatir. Sangat banyak kekauatiran manusia akibat cita-citanya itu. Kuatir akan biaya hidup, kuatir akan pakaian, kuatir akan masa depan anak. Boleh dilihat bahwa kekuatiran tersbut adalah hal-hal yang paling dekat dengan hidup kita itu sendiri. Tentunya kita tidak begitu kuatir kalau-kalau terjadi pulusi udara yang menyebabkan banyak penyakit. Karena apa? Karena hal itu masih jauh dari pikiran kita. Takut kalau hari tua nanti tidak ada yang merawat, gaji pension tidak cuku, dll. Tetapi persoalan yang paling besar sebenarnya bukan ketakutan akan kekurang-kekurang tersebut. Tetapi ketakuan manusia akan hal-hal yang belum terjadilah. Mark Twin mengatakan: “Aku punya banyak kekuatiran dalam hidup ini, tapi kebanyakan dari itu tidak pernah terjadi”.
Seperti cerita tentang kekuatiran. Kekuatiran yang sudah terlalu jauh. Ceritanya begini:
Pada suatu malam seorang pendeta menerima telepon dari seorang ibu. Ada apa bu? Tanya pendeta itu. Begini Pak. Saya selalu kuatir. Jawab ibu tersebut. Kuatir apa Bu? Saya ini seorang janda pak, anak saya dua laki-laki. Apa yang ibu kuatirkan? Lanjut pendeta itu. Saya kuatir kalau nanti anak saya sudah besar dan menikah, dan menantu saya tidak saying pada saya, sedang saya sakit-sakitan, saya akan ikut siapa nanti Pak? Apakah ibu sedang sakit? Tanya pendeta. Tidak. Jawab si Ibu. Apakah anak ibu sudah punya pacar? BElum Pak. Sudah berapa tahun umur mereka, dan dimanakah mereka sekarang bekerja? MEreka masih kecil Pak, Ini mereka tidur disebelah saya. Astaga kata pendeta itu.
Dari cerita tersebut, seorang ibu yang kuatir akan hal-hal masih belum terjadi dan mgkn belum pernah terjadi dalam hidupnya telah membuat ia begitu takut akan hal tersebut. Memang kekuatiran sering menyakitkan, menyusahkan, menghilangkan sukacita yang seharusnya ada. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kekuatirannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari (Matius 6:34). Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur (Filiphi 4:6). Salam.




0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

 

Pengikut